Highlight

6/random/ticker-posts

Header Ads Widget

sumutonline'

Pemuda Berprestasi Dari Sipangko, Olah Batok Kelapa Beromzet Jutaan Rupiah



Tapanuli Selatan, Sumol - Bagi anda mungkin batok kelapa tidak terlalu berhargai. Namun ditangan seorang pemuda di Desa Sipangko Kecamatan Angkola Muaratais, Tapanuli Selatan batok kelapa yang diolah menjadi arang, menjadi bisnis yang menguntungkan. Meski bisnis kampungan, nyatanya mampu memberikan keuntungan belasan juta rupiah tiap bulannya.

Ditemui di tempat usahanya di Desa Sipangko, Abbas Siregar (23) menyampaikan usaha tradisional arang batok kelapa yang digelutinya ini, berawal dari keprihatinannya terhadap rekan rekan pemuda yang kurang meminati dunia usaha. Padahal bahan baku dari alam untuk diolah menjadi bisnis yang menguntungkan, sangat banyak dan mudah diperoleh di sekitar kita.

"Bahan ada, lahan juga ada. Tinggal kemauan kita saja yang masih kurang. Makanya saya memulai usaha ini. Dan alhamdulillah sangat menguntungkan." tutur Abbas Siregar jebolan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS) yang berkulit putih bersih ini.



Bermodal pinjaman lima juta rupiah dari orangtuanya, Abbas pun memulai usaha arang batok kelapa. Sebagian untuk membeli drum bekas sebagai wadah pembakaran batok kelapa, sebagian lagi untuk membeli bahan batok kelapa.

"Saya membeli batok kelapa dari ibu ibu rumah tangga di Desa Sipangko dan dari luar desa, dan juga dari warung warung. Kita tidak ada kesulitan dari segi bahan baku" lanjut Abbas pemuda yang murah senyum ini.
Setiap minggunya, Abbas bisa menghasilkan 3 sampai 5 ton arang batok kelapa.

"Selain dari arang, kita juga masih bisa menjual abu sisa pembakaran, untuk bahan kompos, jadi semua hasil produksi bisa kita jual." tutur Abbas Siregar.

Soal omzet dan keuntungan, Abbas mengakui sangat menggiurkan. Berkisar hingga belasan juta rupiah setiap bulannya.

Soal tenaga kerja, Abbas tidak terlalu pusing karena keluarganya sangat mendukung dan selalu membantu memberi semangat serta tenaga. Saat ini ada 3 orang keluarga yang selalu ikut memproduksi.

Untuk pemasaran, menurut Abbas tidak ada kendala. Sejak pertama kali membuka usaha beberapa bulan lalu, sudah ada touke atau pedagang yang datang memesan arang batok kelapa.

"Saya mengajak generasi muda, terutama yang tinggal di pedesaan untuk berkiprah melalui dunia usaha, ayok kita mulai dari yang terkecil." tutup Abbas Siregar. (Fadel Sinaga)