SumutOnline Advertise

AHY : Butuh 51 Trilyun Memulihkan Insfrastruktur Sumbar, Sumut, Aceh

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), usai memimpin rapat di Terminal Kargo Kualanamu yang juga menjadi Posko Operasi Modifikasi Cuaca. (Foto: Kemenkoinfra)

Jakarta, Sumol - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan butuh anggaran sekitar Rp51 triliun untuk memulihkan infrastruktur Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh yang rusak akibat bencana.

"Dari sisi Kementerian Pekerjaan Umum, estimasi awal, sekali lagi akan terus di-update karena kondisi akan terus berkembang, itu diperlukan alokasi kurang lebih Rp 51 triliun untuk pembangunan kembali infrastruktur dasar, utamanya jalan dan jembatan, dan air bersih," kata kata pria yang akrab disapa AHY itu saat ditemui di lapangan Tembak Djamsuri di markas Parako I Pasgat, Kompleks Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (14/12/2025)

Menurut AHY, meski jumlah korban jiwa tidak sebesar tsunami 2004, cakupan wilayah terdampak pada bencana kali ini jauh lebih meluas.

“Jadi bedanya, waktu Tsunami 2004 memang korban jiwanya luar biasa. Tidak bisa dibayangkan. Terbesar saya rasa di abad 21, 200.000 orang meninggal dan hilang. Dari sisi jumlah korban," kata AHY.

Tapi, tambah AHY, kerusakan infrastruktur akibat bencana Sumatera menjadi lebih berat karena lokasinya meluas.

Berdasarkan data yang diterima AHY dari Menteri Perumahan dan Permukiman Maruara Sirait, tercatat ada 112 ribu unit rumah yang hancur ataupun rusak.

"Kategorinya itu rusak ringan, rusak sedang, rusak berat, dan hanyut atau hilang," kata AHY.

AHY juga meminta kepada kementerian terkait untuk memetakan jenis-jenis kerusakan rumah tersebut karena pastinya biaya perbaikan per unit akan berbeda-beda.

AHY memastikan, saat ini pihaknya sedang berupaya memulihkan infrastruktur dan ribuan rumah rusak tersebut.

Menurut AHY, tantangan utama saat ini adalah rusaknya jalur transportasi akibat bencana. Karena itu, pengerahan alat berat menjadi prioritas utama agar akses jalan dan jembatan segera bisa difungsikan kembali.

“Yang paling mendesak adalah memang menggelar secara cepat alat-alat berat untuk memperbaiki jalur-jalur transportasi yang rusak dan hancur,” katanya.

Tanpa jalur transportasi,pungkas AHY maka bantuan logistik atau kemanusiaan seberapa besar pun akan sulit untuk didistribusikan secara cepat, padahal itu yang paling harus didahulukan. (LAR)
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال