Film Jumbo mengisahkan seorang anak yatim piatu berusia 10 tahun bernama Don. Ia sering diremehkan karena memiliki tubuh yang besar. Don mempunyai sebuah buku dongeng warisan orang tuanya, yang penuh ilustrasi dan cerita ajaib. Buku tersebut bukan hanya kenang-kenangan, tetapi juga menjadi sumber inspirasi dan pelarian bagi Don dari dunia yang terasa tidak ramah karena kerap diremehkan oleh teman-temannya.
Don berupaya membuktikan kemampuannya dengan mengikuti sebuah pertunjukan bakat, yang mana ia berencana menampilkan sandiwara panggung yang terinspirasi dari buku cerita peninggalan orang tuanya, namun, seorang temannya mencuri buku tersebut, membuatnya putus asa. Beruntungnya, Don selalu mendapat dukungan dari Oma dan sahabat-sahabatnya, Nurman dan Mae. Di tengah keputusasaan, Don bertemu dengan Meri (seorang peri kecil misterius) yang meminta bantuannya untuk menemukan orang tuanya. Ia pun berupaya untuk mendapatkan kembali buku warisannya itu. Pertemuan ini mengawali petualangan penuh keajaiban pun dimulai, mengubah pandangan Don terhadap dirinya sendiri mengajarkan arti persahabatan sejati, keberanian, dan kepercayaan diri dan mempererat tali persahabatan yang baru terbentuk
Terdapat sejumlah fakta menarik dalam karya film Jumbo. Melansir Female Daily, berikut ini deretan fakta menarik di balik film animasi Indonesia "Jumbo":
1. Karya Anak Bangsa
Jumbo adalah film animasi yang diproduksi oleh Visinema Studios, melibatkan lebih dari 400 kreator Indonesia. Para kreator ini berasal dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bandung, Yogyakarta, Cimahi, Cilacap dan Malang.
Untuk pengembangan visual, film ini juga didukung oleh studio asal Jakarta yang sudah berkolaborasi dengan berbagai studio besar internasional.
2. Diproduksi Selama 5 Tahun
Proses pembuatan Jumbo bukanlah hal yang instan. Dibutuhkan waktu lebih dari lima tahun untuk menyelesaikan film animasi ini. Hal ini mencerminkan dedikasi dan usaha keras tim kreatif Indonesia.
Produksi film Jumbo ini dimulai pada tahun 2021. Rentang waktu yang tidak sebentar ini bertujuan untuk menciptakan animasi berkualitas tinggi dan juga mampu menyentuh hati para penonton.
3. Debut Ryan Adriandhy
Ryan Adriandhy, yang dikenal sebagai komika sejak 2011, membuat gebrakan baru di dunia animasi. Sebelumnya, pada tahun 2013, ia memenangkan Piala Citra untuk film animasi pendek 'Prognosis'.
Kini, Ryan diberi kepercayaan untuk duduk dibangku sutradara Jumbo, karya animasi pertama Visinema Pictures, dan disambut positif oleh penonton.
4. Melibatkan Artis Papan Atas
Selain kreator, Jumbo juga melibatkan sejumlah artis papan atas sebagai pengisi suara, seperti Bunga Citra Lestari (Ibu Don), Ariel NOAH, Angga Yunanda, Cinta Laura, dan Rachel Amanda. Pengisi suara lainnya seperti Prince Poetiray, Quinn Salman, Graciella Abigail, Muhammad Adhiyat, dan Yusuf Ozkan juga memerankan karakter Don dan teman-temannya.
5. Original Soundtrack yang Menggugah
Selain cerita yang menarik, musik dalam film ini juga berhasil membuatnya semakin memukau. Film Jumbo menghadirkan kolaborasi antara cerita, penyanyi, dan lagu yang saling mendukung, menciptakan suasana hangat yang khas.
Salah satu lagu yang paling populer dari film ini, Selalu Ada di Nadimu, diciptakan oleh Laleilmanino. Lagu ini hadir dalam dua versi, yaitu versi Bunga Citra Lestari dan versi Prince Poetiray serta Quinn Salman.
6. Jumbo Akan Tayang di 17 Negara
Dikutip dari laman CNN, produser eksekutif Herry B. Salim mengungkapkan bahwa 17 negara telah siap menayangkan film Jumbo. Herry menjelaskan bahwa jumlah negara yang menayangkan Jumbo bisa bertambah karena Visinema Studios masih aktif memasarkan film tersebut di pasar internasional.
"Memang ini Jumbo nilainya universal sehingga film ini juga bukan hanya akan rilis di Indonesia, tapi sejauh ini kami sudah mendapat kepastian dan konfirmasi bahwa ada 17 negara yang akan merilis Jumbo," ujar Herry dalam konferensi pers Jumbo.
Produser eksekutif tersebut juga mengungkapkan sejumlah negara yang akan menayangkan film ini, termasuk 12 negara di kawasan Eropa. Selain itu, negara-negara lain seperti Turki, Mongolia, dan beberapa negara lainnya juga akan merilis Jumbo.
7. Berbicara Dengan Hantu
Film ini telah memicu perdebatan di kalangan orang tua dan kritikus film, terutama terkait dengan adegan yang dianggap kurang sesuai untuk anak-anak. Salah satu aspek yang menuai kritik adalah adanya adegan komunikasi dengan hantu melalui radio, yang menurut sebagian orang tua dapat membingungkan anak-anak dan mendorong mereka untuk mempercayai hal-hal yang tidak realistis. Beberapa orang tua merasa bahwa film ini tidak sepenuhnya cocok untuk anak-anak di bawah usia enam tahun karena elemen fantasi yang dianggap terlalu ekstrem. Mereka berpendapat bahwa anak-anak pada usia tersebut masih dalam tahap perkembangan kognitif yang membuat mereka sulit membedakan antara realitas dan imajinasi. Mereka khawatir bahwa adegan seperti komunikasi dengan hantu dapat mempengaruhi cara berpikir anak-anak dan menimbulkan pertanyaan yang sulit dijawab oleh orang tua. Orang tua berperan penting menyaring jenis tontonan yang boleh disaksikan oleh anak-anak. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga batasan yang jelas agar mencegah dampak yang tidak diinginkan di kemudian hari. (Rel)