Nias Barat, Sumol - Pemerintah Kabupaten Nias Barat menghimbau warga untuk waspada setelah penemuan sumber gas dekat rumah Felitis Daeli alias Ama Feresi warga Dusun II Desa Sitolubanua, Kecamatan Lahomi, Kabupaten Nias Barat. Sumber gas ini ditemukan saat warga menggali sumur bor milik pribadi awal Mei lalu.
Ama Resi saat itu menggali sumur untuk memenuhi kebutuhan air bersih keluarga. Namun beberapa hari setelah pengeboran dimulai, semburan misterius muncul dari dalam tanah. Gas yang keluar bukan hanya mengagetkan, tapi juga memunculkan kekhawatiran.
“Kedatangan kami sesuai petunjuk tindaklanjut perintah Bupati Nias Barat terhadap laporan penemuan titik yang mengandung gas di tempat ini. Ia meminta warga sekitar untuk tetap waspada dan menghentikan pengeboran sumur agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Nias Barat, Asaria Harefa, didampingi Plt. Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Fanotoi Hia, dan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Sonifati Zebua, mengunjungi lokasi penemuan sumber gas tersebut, Rabu (07/05/2025)
Ia juga mengimbau pemilik rumah untuk mengungsi sementara dan menghindari sumber api dan material yang mudah terbakar.
Asaria Harefa menegaskan, Pemerintah Kabupaten Nias Barat akan segera melaporkan penemuan ini kepada dinas terkait untuk penanganan lebih lanjut.
"Hasil dari kunjungan kami di lapangan saat ini akan kami laporkan secepatnya kepada Bapak Bupati Nias Barat sebagai bahan untuk penanganan lebih lanjut dan segera ditangani oleh dinas terkait," tutur Asaria.
Kejadian semacam ini bukan pertama kali terjadi di Nias. Pada tahun 2017, wilayah Nias Utara juga pernah mengalami hal serupa. Waktu itu, semburan gas bahkan bercampur lumpur, sangat mirip dengan kejadian Lumpur Lapindo di Sidoarjo.
Gas Biogenik di Cekungan Nias
Potensi gas di Kepulauan Nias, sebenarnya sudah cukup lama menjadi perhatian. Uniknya, kejadian semacam ini bukan pertama kali terjadi di Nias. Pada tahun 2017, wilayah Nias Utara juga pernah mengalami hal serupa. Waktu itu, semburan gas bahkan bercampur lumpur, sangat mirip dengan kejadian Lumpur Lapindo di Sidoarjo.
Cekungan Nias merupakan satu dari 10 cekungan potensial yang direkomendasikan oleh KEN untuk diteliti lebih lanjut. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL), Badan Litbang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali menerjunkan Kapal Survei Geomarin III untuk melakukan penelitian tentang Gas Biogenik di Cekungan Nias, Sumatera Utara dari tanggal 20 Juni hingga 13 Juli 2018.
Para peneliti, teknisi dan anak buah kapal yang berlayar kali ini diketuai oleh peneliti P3GL, Riza Rahardiawan. Survei kali ini melibatkan 15 peneliti dari P3GL, PPPTMGB "LEMIGAS" dan Pusat Survei Geologi. Anggota tim lainnya terdiri dari 15 teknisi, 21 kru kapal dan seorang security officer.
Sekretaris Badan Litbang ESDM, Sujatmiko menyampaikan, ekspedisi kali ini bertujuan untuk mendukung pengkayaan data migas, guna mendukung keberadaan eksplorasi gas biogenik dan peningkatan kualitas data Wilayah Kerja (WK) minyak dan gas bumi (migas) melalui pengambilan data seismik 2D multi kanal di wilayah Perairan Cekungan Nias, Suma tera Utara.
Namun, tindak lanjut penelitian ini belum diketahui. (KN01)