SumutOnline Advertise

Layanan TBC Itu Gratis, Indonesia Peringkat Kedua Kasus TBC di Dunia


Tangerang, Sumol - Indonesia menempati peringkat kedua dunia dalam jumlah kasus TBC, setelah India. Setiap tahun, tercatat sekitar 1.090.000 kasus TBC dan lebih dari 125.000 kematian akibat penyakit ini—angka yang setara dengan hilangnya satu kota kecil setiap tahunnya.

“Masalah TBC bukan hanya soal mengobati, tapi bagaimana menemukan kasus lebih awal, terutama pada mereka yang tidak bergejala. Ini butuh kerja bersama dari kementerian, dinas, hingga para kader di lapangan,” ujar Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. Dante Saksono Harbuwono saat meninjau program Gerakan Bersama Kelurahan Siaga TBC di Kelurahan Jurumudi, Kecamatan Benda, Kota Tangerang, yang dikutip dari laman Kemenkes, Kamis (26/06/2025).

Ia menegaskan bahwa layanan deteksi dan pengobatan TBC tersedia secara gratis dan menjadi bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang digulirkan pemerintah.

“Pemerintah telah menyiapkan semuanya, mulai dari skrining hingga pengobatan lengkap. Ini bagian dari PHTC untuk melindungi generasi Indonesia,” jelasnya.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menegaskan komitmennya dalam mengatasi tuberkulosis (TBC) sebagai ancaman serius terhadap sumber daya manusia Indonesia. Prof. Dante juga menegaskan pentingnya peran kader TBC sebagai ujung tombak penanggulangan. Mereka tidak hanya menemukan kasus dan mendampingi pasien, tetapi juga memastikan pengobatan dijalani hingga tuntas.

“Kader adalah pahlawan kesehatan. Mereka bekerja senyap, turun langsung ke masyarakat, dan tak jarang tanpa dukungan memadai. Saya senang di Kota Tangerang, para kader mulai mendapatkan insentif dan perlindungan,” ungkapnya.

Ia juga menyoroti pentingnya menghapus stigma terhadap penderita TBC. Setelah satu bulan pengobatan yang rutin, pasien tidak lagi menular. Stigma yang ada justru membuat penderita enggan memeriksakan diri, sehingga memperburuk rantai penularan.

Perwakilan Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO), Hariqo Wibawa Saputra, menyatakan bahwa upaya ini sejalan dengan visi Presiden RI, Prabowo Subianto, untuk melindungi dan memperkuat sumber daya manusia Indonesia.

“Setiap tahun, sekitar 125.000 saudara kita meninggal dunia karena TBC. Itu artinya, bangsa kita kehilangan sumber daya manusia dalam jumlah yang sangat besar. Bahkan, jika dihitung per jam, lebih dari 15 orang meninggal akibat TBC,” ungkap Hariqo.

Ia juga mengingatkan pentingnya akses terhadap informasi yang benar. “Informasi yang tepat bisa menyelamatkan, tapi informasi yang salah bisa menyakitkan dan memicu stigma. Ini tantangan besar kita hari ini,” tutupnya. (UPL)
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال