SumutOnline Advertise

Viral ! Mantan Rektor UGM Blak-blakan, Ijazah S1 Jokowi Tak Ada


Jakarta, Sumol - Kehebohan soal ijazah S1 Joko Widodo asli atau palsu makin keras, Giliran Mantan Rektor Universitas Gajah Mada (UGM) Prof. Sofian Effendi menyampaikan sejumlah pandangannya mengenai polemik ijazah. Dalam sesi wawancara live streaming dengan Ahli Digital Forensik Rismon Sianipar di channel Langkah Update, Rabu (16/07/2025), Prof Sofian Effendi menegaskan, nilai Joko Widodo buruk, ada empat semester yang indeks prestasinya tidak mencapai.

Transkip nilai di dua tahun pertama itulah yang ditampilkan oleh Bareskrim Polri dalam konferensi pers beberapa waktu lalu

"Saya lihat di dalam transkip nilai itu juga yang ditampilkan bareskrim, IPKnya itu nggak sampai dua kan. Kalau sistemnya benar, dia tidak lulus atau di DO istilahnya. Hanya boleh sampai sarjana muda," kata Rektor UGM tahun 2002-2007 ini.

Dia membenarkan, Joko Widodo memang pernah tercatat sebagai mahasiswa di Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1980.

"Jadi Jokowi kan masuk pada saat dia lulus SMPP di Solo yang menjadi SMA 6 di Tahun 1985. Jadi, dia itu ada sedikit masalah, masih SMPP kok bisa masuk UGM. Itu ada kontroversi. Ada masalah," kata Prof Sofian.

Saat masuk ke UGM, Joko Widodo berbarengan dengan kerabatnya Hari Mulyono.

"Pada waktu tahun 1980 masuk, ada dua orang yang masih bersaudara yang masuk (fakultas) Kehutanan. Satu Hari Mulyono kemudian Joko Widodo. Hari Mulyono ini aktivis, dikenal di kalangan mahasiswa. Dan juga secara akademis dia perform. Dia tahun 1985 lulus. Tapi Jokowi itu menurut informasi dari para profesor dan mantan dekan, Jokowi itu tidak lulus di tahun 1982 di dalam penilaian. Ada empat semester dinilai kira-kira 30 mata kuliah, dia indeks prestasinya tidak mencapai," terang Prof Sofian.

Ia juga menyoroti bahwa tidak ada bukti skripsi Jokowi pernah diuji, baik secara administratif maupun akademik. Sofian mengaku menanyakan langsung ke beberapa dosen dan profesor, namun tak satu pun mengaku pernah membimbing atau menguji skripsi Jokowi. “Skripsi yang katanya milik Jokowi tidak ada pengesahan. Tidak ada tanda tangan dosen pembimbing, tidak ada arsip di perpustakaan. Bahkan ada yang bilang itu hasil salinan dari karya Prof. Sunardi,” jelasnya.

Mengenai ijazah siapa yang saat ini dipegang Jokowi, analisis Prof Sofian Effendi mengarah pada ijazah milik Hari Mulyono, suami Idayati (saat ini istri Anwar Usman mantan ketua MK). Hari Mulyono sendiri, dalam Buku Jokowi Undercover karya Bambang Tri Mulyono adalah mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM yang aktif di Orma Silvagama, yaitu organisasi mahasiswa pecinta alam di UGM.

Hari Mulyono meninggal tahun 2018. Maka perlu diperiksa lebih lanjut, ijasah Jokowi apakah benar milik Hari Mulyono yang dipalsukan, dan perlu diperiksa foto yang ada pada ijazah tersebut apakah foto Jokowi atau foto orang lain.

Prof. Sofian juga menyinggung sikap tertutup pihak rektorat UGM saat ini, termasuk Rektor Prof. Ova Emilia, yang dianggapnya gagal memberikan penjelasan transparan terkait polemik ini.

“Seharusnya jika ijazah itu asli, tunjukkan skripsinya. Sebutkan siapa dosen pembimbingnya. Jangan diam dan sembunyi di balik administrasi,” ucapnya.

Ia menegaskan bahwa persoalan ini bukan soal politik, melainkan soal integritas akademik dan kejujuran publik. “Skripsi itu tidak pernah diuji. Kalau memang hanya Sarjana Muda, maka Jokowi tidak layak disebut lulusan S1 UGM,” pungkasnya. (UPL)
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال