Simalungun, Sumol - Sejarah berdirinya Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) tidak bisa dilepaskan dari peran para misionaris Jerman dari Rheinische Missionsgesellschaft (RMG). Misi penginjilan ini dimulai di Tanah Simalungun pada awal abad ke-20.
Tonggak sejarah penting terjadi pada 14 September 1903, ketika Guru J. Wismar Saragih, seorang putra Simalungun, dibaptis di Saitbuttu, Purba, oleh Pendeta August Theis. Tanggal ini dianggap sebagai hari lahir GKPS dan menjadi momen dimulainya penyebaran kekristenan di Simalungun.
Awalnya, jemaat-jemaat Kristen Simalungun masih bergabung dengan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP). Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan pertumbuhan jemaat yang pesat, muncul keinginan untuk memiliki gereja yang mandiri dengan identitas budaya Simalungun yang kuat.
Pada tahun 1963, dalam sebuah sinode, jemaat-jemaat Simalungun memutuskan untuk memisahkan diri dari HKBP dan mendirikan gereja sendiri, yaitu Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS). Dengan kemandirian ini, GKPS dapat mengembangkan pelayanan dan ajaran yang lebih sesuai dengan konteks bahasa dan budaya Simalungun, sambil tetap berpegang teguh pada ajaran Alkitab.
Perkembangan GKPS hingga Tahun 2025
Sejak berdiri sebagai gereja mandiri, GKPS terus tumbuh dan berkembang. GKPS tidak hanya fokus pada pelayanan rohani, tetapi juga aktif dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial.
Pendidikan: GKPS mendirikan berbagai sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Simalungun.
Kesehatan: Melalui yayasan dan rumah sakit, GKPS memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Pelestarian Budaya: GKPS memainkan peran penting dalam melestarikan budaya Simalungun. Bahasa Simalungun sering digunakan dalam ibadah, dan lagu-lagu pujian berbahasa Simalungun menjadi ciri khas yang memperkaya peribadahan.
Saat ini, GKPS telah menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia, bahkan hingga ke luar negeri, dan terus menjadi berkat bagi banyak orang.
Perayaan 122 Tahun GKPS
Pada 14 September 2025, GKPS merayakan ulang tahunnya yang ke-122. Perayaan ini merupakan momen penting untuk mengenang perjalanan panjang GKPS dan bersyukur atas berkat Tuhan.
Salah satu perayaan yang paling meriah dilaksanakan oleh GKPS Siantar Sektor IV pada hari Minggu, 14 September 2025. Perayaan ini menjadi bukti nyata semangat kebersamaan jemaat dan menjadi perwujudan dari tema yang diangkat.
Tema dan Subtema Perayaan
Tema: "Hasadaon pakon Pangidangion ma Marbuah"
Makna: Tema ini memiliki arti "Persatuan dan Pelayanan akan Berbuah." Ini menekankan pentingnya jemaat untuk bersatu dalam iman dan pelayanan. Melalui persatuan yang kuat dan pelayanan yang tulus, gereja akan menghasilkan "buah" yang nyata, seperti pertumbuhan rohani, kebaikan, dan pengaruh positif di masyarakat.
Sub Tema: "Lambin surung ma ibagas horjani Tuhan halani domma ipilih janah itotapkon hita laho marbuah"
Makna: Subtema ini berarti "Semakin Berhasil Dalam Pekerjaan Tuhan Karena Kita Sudah Dipilih dan Ditetapkan Untuk Berbuah." Ini mengingatkan jemaat bahwa keberhasilan pelayanan bukanlah karena kekuatan manusia semata, melainkan karena panggilan dan penetapan dari Tuhan. Ayat ini memotivasi jemaat untuk terus bekerja keras dan setia dalam pelayanan, karena mereka telah dipilih dan ditetapkan oleh Tuhan untuk menghasilkan buah bagi kemuliaan-Nya.
Perayaan 122 tahun ini tidak hanya tentang merayakan masa lalu, tetapi juga tentang menatap masa depan, melanjutkan misi gereja, dan menjadi berkat bagi lebih banyak orang. GKPS terus berupaya untuk beradaptasi dengan tantangan zaman sambil tetap setia pada imannya. (DHO)