BU MENKES SAYANG.......
Nggak usah takut bu cantik, aku bukan mau sindir-sindir ibu, atau nyuruh ibu makan dencis kaleng yang ada cacingnya. Aku juga bukan bilang kalimat ibu, bahwa cacing mengandung protein itu, cakap konyol. Itu benar 100 persen. Cacing tanah jenis Lumbricus Rubellus mengandung kadar protein sangat tinggi sekitar 76%. Kadar ini lebih tinggi dibandingkan daging mamalia (65%) atau ikan (50%). Saya justru kasihan sama ibu, mengingatkan tentang kehebatan cacing tanah di waktu yang nggak pas, yang bikin orang marah. Bahkan tersirat, membela produsen. Kalau dimemekan, sekonyong-konyong ibu mau bilang: "Seharusnya anda beruntung karena beli Ikan Kaleng Bonus Cacing yang penuh protein."
Ibu Menkes yang cantik dan punya mata yang memancarkan welas asih.
Aku yakin, ibu wanita yang sangat baik dan pintar. Allah menganugerahkan ibu, kesempatan untuk menjadi pemimpin sebuah Departemen yang menjadi tumpuan harapan 250 juta rakyat Indonesia. Mudah-mudahan kasus ikan kaleng bonus cacing ini, bukan membuat ibu marah, tapi menjadi pengingat betapa posisi ibu sangat luar biasa untuk nasib ratusan juta manusia di Indonesia. Ini mungkin jalan Tuhan untuk menjentik hati ibu.
Kalau ada waktu, sekali-sekali tanpa informasi dan didampingi siapapun, ibu duduk di warung kopi depan UGD RS Adam Malik. Dari abis maghrib sampai pagi, ada sekitar 50 an orang sehari yang dilarikan ke ruang ini dengan wajah cemas. Seorang dokter yang kebetulan duduk di dekatku bilang, sebagian besar yang masuk ke UGD karena masalah pencernaan yang kemudian mengoyak jaringan lain di tubuh mereka. Semua karena makanan. Jumlah pasien yang berjibun membuat banyak pasien yang dinyatakan tak harus rawat inap, diminta pulang walau jam dinding menunjukkan pukul 03.00 wib karena tempat tidurnya tidak cukup, sementara kamar penuh. Mereka adalah rakyat biasa, yang kalaupun dia sarjana nggak ngerti istilah-istilah yang tertulis di makanan, maupun obat-obatan. Rakyat ini makan makanan siap saji, mie instan, keripik kentang, sayur kaleng, ikan kaleng, minuman soda, berbagai jenis minuman yang mengandung zat-zat berbahaya jika dikonsumsi berlebihan atau beli obat yang iklannya begitu hebat mengalahkan pidato Presiden.
"Kalau membahayakan masa iklannya jor-joran, kan sudah ada BPPOM nya, MUI nya dan Departemen Kesehatannya," kata rakyat-rakyat ini.
Kami ini rakyat biasa, ibu cantik. Duit kami nggak ada untuk kuliah kedokteran, yang di kampung-kampung nggak pernah baca koran. Bahkan kalau sekarang pun udah ada internet, mereka nggak kepikiran nyari info tentang makanan bungkus yang mereka konsumsi. Mengandung Aspartam, Fruktosa Tinggi , MSG,Margarin, Natrium nitrit, BHA dan BHT, Sulfur dioksida, nggak ngerti kami bu. Yang kami ingat kalimat-kalimat menggiurkan dalam iklan itu dengan cara menikmatinya membuat perut kami langsung lapar.
Kasihani rakyat ini, ibu cantik. Yang banyak mengkonsumsi ikan kaleng atau mie instan itu adalah orang-orang susah, karena nggak punya uang beli lauk. Kalaupun yang berduit, karena udah kecanduan nikmatnya mie instan atau kopi campur macam-macam yang ternyata memberikan efek negatif. Semua karena pejabat-pejabat hebat termasuk ibu di dalamnya, sudah terkungkung bahkan mungkin terpenjara di dalam rantai bisnis yang kini mengarah kepada "meracuni massal" rakyat ini.
Aku berdoa, semoga kasus "cacing" ini membuat hati ibu terbuka dan berjuang untuk rakyat ini. Semua makanan dan minuman membahayakan jangka panjang itu ditambahi foto mengerikan seperti gambar di bungkus rokok. Bahwa makanan dan minuman itu tak boleh dikonsumsi sekian kali dalam sehari. Ibu mengumumkan setiap 3 bulan, hasil riset tim ibu atas produk-produk terutama yang iklannya luar biasa itu. Utk yang kelas-kelas industri rumahan cukup ibu serahkan sama Dinas-dinas di daerah. Buka online info warga dan reaksi cepat. Rekomendasikan kepada Menteri terkait untuk menghentikan produksi yang hasil riset membahayakan jangka panjang agar rumah sakit kita nggak full selalu. Fokuslah ke penelitian obat-obatan herbal yang luar biasa di Indonesia. Bukan membiarkan negeri ini menjadi sampah obat-obatan buatan negara lain.
Sekarang RS Swasta jumlahnya meningkat 300 kali lipat dalam setahun karena menjadi bisnis paling menguntungkan saat ini.
Bantulah rakyat ini, ibu sayang.
Ini pasti berat !! Ibu mungkin tersungkur karena "rantai bisnis" yang luar biasa itu, tapi setidaknya, ibu tunjukkan jati diri . Karena jabatan sesungguhnya adalah ujian. Dan, jangan biarkan kami menanti pejabat-pejabat pemberani untuk kepentingan rakyat, seperti menanti hujan di padang pasir. (YP)