
Instagram @titieksoeharto
Jakarta, Sumol - Pemerintah secara resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada sepuluh tokoh bangsa yang dinilai berjasa besar bagi kemerdekaan, persatuan, dan kemajuan Indonesia. Salah satunya adalah mantan Presiden Republik Indonesia Jenderal Besar TNI Soeharto, setelah tiga kali pengajuan.
Anugerah diterima ahli waris Soeharto, yakni Siti Hardijanti Hastuti Rukmana (Tutut Soeharto) dan Bambang Trihatmodjo Soeharto. Upacara penganugerahan tersebut dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/11/2025).
Pemberian gelar ini merupakan bentuk apresiasi negara terhadap tokoh-tokoh yang memiliki kontribusi besar di bidang kepemimpinan, demokrasi, hak asasi manusia, serta perjuangan untuk rakyat.Soeharto menerima gelar pahlawan bidang Perjuangan Bersenjata dan Politik, atas jasa dan peran menonjolnya sejak masa kemerdekaan.
Pemberian gelar pahlawan itu didasari oleh Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 116/TK Tahun 2025 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional. Dalam keputusan tersebut, Presiden menetapkan 10 tokoh yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional sebagai bentuk penghargaan atas jasa luar biasa mereka dalam memperjuangkan persatuan dan kemerdekaan bangsa:
1. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) – Tokoh asal Jawa Timur, dikenal atas perjuangannya dalam bidang politik dan pendidikan Islam. Sepanjang hidupnya, Gus Dur mengabdikan diri untuk kemanusiaan, demokrasi, dan pluralisme di Indonesia.
2. Jenderal Besar TNI Soeharto – Tokoh dari Jawa Tengah, pahlawan di bidang perjuangan bersenjata. Sejak masa kemerdekaan, ia dikenal sebagai wakil komandan BKR Yogyakarta yang memimpin pelucutan senjata pasukan Jepang pada 1945.
3. Marsinah – Tokoh dari Jawa Timur, dikenal sebagai simbol perjuangan sosial dan kemanusiaan. Buruh perempuan ini menjadi ikon keberanian dalam menegakkan keadilan dan hak asasi manusia.
4. Mukhtar Kusuma Atmaja – Tokoh hukum dan politik asal Jawa Barat. Ia dikenal atas gagasan konsep negara kepulauan, yang kemudian menjadi dasar dalam Deklarasi Juanda tahun 1953.
5. Rahmah El Yunusiah – Tokoh pendidikan asal Sumatra Barat, dikenal sebagai pelopor pendidikan perempuan Islam di Indonesia.
6. Sarwo Edhie Wibowo – Tokoh militer dari Jawa Tengah yang berperan dalam perjuangan bersenjata selama masa kemerdekaan 1945–1949.
7. Sultan Muhammad Salahuddin – Tokoh asal Nusa Tenggara Barat, berkontribusi besar dalam pendidikan dan diplomasi, serta mendirikan sejumlah sekolah bagi masyarakat.
8. Syaikhona Muhammad Kholil – Ulama karismatik dari Jawa Timur, dikenal sebagai tokoh pendidikan Islam dan spiritualitas.
9. Tuan Rondahaim Saragih – Tokoh dari Sumatra Utara, dikenal sebagai pemimpin perjuangan bersenjata melawan kolonialisme Belanda. Ia dijuluki "Napoleon dari Batak" berkat strategi perangnya di Simalungun.
10. Zainal Abidin Syah – Sultan Tidore ke-37 asal Maluku Utara, dikenal atas perjuangannya di bidang politik dan diplomasi selama masa pasca-kemerdekaan.
Setelah pembacaan keputusan, Presiden Prabowo secara simbolis menyerahkan piagam dan tanda penghargaan kepada para ahli waris masing-masing tokoh.
Syukur Keluarga Soeharto
Putri tertua Presiden kedua RI Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana (Tutut) tak mempermasalahkan apabila ada pihak yang kontra terkait penetapan mendiang ayahnya sebagai Pahlawan Nasional. Menurut dia, pro kontra merupakan hal yang biasa asal semua masyarakat tetap menjaga persatuan dan kesatuan.
“Alhamdulilah… Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa. Atas anugerah gelar “Pahlawan Nasional” untuk almarhum Ayahanda tercinta Jenderal Besar HM Soeharto. Alfatihah utk alm Bapak dan Ibu tercinta,”tulis Titiek Soeharto dalam akun instagramnya @titieksoeharto.
Tulisan ini diikuti sejumlah foto sebagai wujud syukur putra putri Soeharto. (UPL)
