SumutOnline Advertise

BMKG: Cuaca Aceh Sepekan ke Depan Relatif Kondusif untuk Pemulihan Bencana

BMKG: Cuaca Aceh Sepekan ke Depan Relatif Kondusif untuk Pemulihan Bencana (Foto: Ist)

Jakarta, Sumol - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan kondisi cuaca di Aceh dan wilayah terdampak banjir serta longsor lainnya relatif kondusif dalam sepekan ke depan. Situasi ini dinilai mendukung percepatan penanganan bencana, pemulihan akses, serta pembangunan hunian sementara bagi warga terdampak.

Direktur Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Andri Ramdhani, mengatakan bahwa berdasarkan analisis dinamika atmosfer terkini, sebagian besar wilayah Aceh diprakirakan mengalami hujan ringan dengan intensitas kurang dari 20 milimeter per hari.

“Dalam sepekan ke depan, Aceh relatif kondusif. Ada beberapa wilayah yang masuk kategori hujan sedang, tetapi secara umum kondisi ini mendukung proses pemulihan di lapangan,” ujar Andri Ramdhani dalam pemaparan perkembangan cuaca nasional, Selasa (23/12/2025).

BMKG mencatat adanya kecenderungan peningkatan curah hujan pada akhir Desember hingga awal Januari seiring menguatnya sistem monsun Asia. Kondisi ini berpotensi memengaruhi mobilitas masyarakat dan aktivitas lapangan, terutama di wilayah rawan bencana. “Kita tetap perlu waspada, khususnya di wilayah perbukitan, daerah aliran sungai, dan kawasan pesisir. Cuaca bersifat dinamis dan dapat berubah dalam waktu singkat,” jelasnya.

Wilayah yang perlu meningkatkan kewaspadaan antara lain Sumatra bagian selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga sebagian Sulawesi dan Papua bagian selatan, meskipun tidak seluruh wilayah tersebut akan mengalami hujan lebat secara merata.

BMKG juga meluruskan informasi terkait perkembangan siklon tropis di kawasan sekitar Indonesia. Menurut Andri, siklon tropis yang saat ini terpantau bergerak menjauh dari wilayah Indonesia sehingga tidak berdampak langsung terhadap pola cuaca nasional. “Dampaknya hanya bersifat tidak langsung, berupa peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang laut, terutama di perairan selatan Jawa, Selat Sunda, dan perairan barat Lampung,” ujarnya.

BMKG mengimbau masyarakat, khususnya nelayan dan pelaku transportasi laut, untuk tetap memperhatikan peringatan dini gelombang tinggi.

BMKG bersama BNPB terus menggelar operasi modifikasi cuaca di wilayah terdampak bencana, termasuk Aceh dan Sumatra Utara. Operasi ini terbukti efektif menurunkan intensitas curah hujan antara 12 hingga 20 persen, sehingga membantu kelancaran evakuasi, pembersihan material banjir dan longsor, serta perbaikan infrastruktur. “Operasi modifikasi cuaca akan diaktifkan secara adaptif, mengikuti dinamika atmosfer. Tujuannya agar proses pemulihan di lapangan tidak terganggu oleh hujan dengan intensitas tinggi,” kata Andri.(UPL)
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال