Highlight

6/random/ticker-posts

Header Ads Widget

sumutonline'

Nama SM Amin Nasution Dilupakan, Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Medan, SumutOnline-  Sutan Muhammad Amin Nasution lahir di Aceh, 22 Februari 1904. Pada awal kemerdekaan, SM Amin pernah menjabat gubernur di Provinsi Sumatera Utara, Aceh dan Riau. SM Amin merupakan salah satu tokoh yang berperan  penting dalam sejarah pergerakan pemuda dan  salah satu tokoh  mengkonsepkan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Nama SM Amin, diusulkan menjadi Pahlawan Nasional.

“Kami merasa bangga ada satu lagi tokoh Sumatera Utara yang menjadi pahlawan nasional, tentu saja ia menjadi panutan masyarakat khususnya generasi muda Sumatera Utara. Bahkan bangsa Indonesia secara keseluruhan bisa menjadikannya teladan,” ujar Penjabat Gubernur Sumatera Utara (Pj Gubsu) Drs Eko Subowo MBA ketika menerima audiensi Tim Verifikasi Lapangan dari Tim Penilai Pahlawan dan Gelar Pusat (TP2GP) serta  Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Provinsi Sumatera Utara di ruang kerjanya, Kantor Gubsu Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30 Medan, Kamis (23/8).

Dikatakan juga, Bangsa Indonesia tidak boleh lupa sejarah. “Seperti yang dikatakan Soekarno, jangan sekali-kali melupakan sejarah,” ujarnya.

Anggota Tim Penilai Pahlawan dan Gelar Pusat Prof Dr Sudarnoto Abdul Hakim mengatakan nama SM Amin telah lolos berkas untuk dijadikan pahlawan nasional. Seluruh dokumen yang telah diserahkan tim dari Sumatera Utara telah dikaji oleh tim pusat. “Selanjutnya jika sudah meyakinkan, kita rekomendasikan nanti ke Menteri Sosial untuk selanjutnya diajukan kepada Presiden sebagai calon pahlawan nasional. Itu yang paling penting,” katanya.

Saat ini, Tim Penilai Pahlawan dan Gelar Pusat (TP2GP) melakukan verifikasi lapangan di Sumatera Utara. Untuk itu, tim bertemu dengan Gubernur Sumatera Utara. “Selain itu, tim juga melakukan kunjungan dengan tokoh-tokoh yang mengenal beliau, akademisi, keluarga, hingga kita memperoleh masukan-masukan baru yang mungkin belum tercover di dalam dokumen yang sebelumnya kita terima, informasi dari orang yang dikenal bisa lebih meyakinkan kami untuk merekomendasikan beliau nanti,” ujarnya.

Selanjutnya, tim pusat dan daerah akan mengunjungi museum uang yang berada di Jalan Pemuda, Medan. “Ini bertujuan untuk melihat peran beliau saat mengatasi krisis ekonomi dengan menolak uang NICA dan tetap menggunakan uang republik pada masa itu, ini merupakan langkah berani dan patriotis bagi seorang gubernur pada saat itu,” kata Sejawaran Universitas Medan Ichwan Azhari. (yp)